Terobosan Cara Mengolah Sampah Sungai Demi Sehatkan Lingkungan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Terobosan Cara Mengolah Sampah Sungai Demi Sehatkan Lingkungan


JawaPos.com – Permasalahan sampah sungai seringkali menjadi sumber masalah kesehatan lingkungan. Ini karena air sungai tak lagi bersih, karena terkontaminasi limbah yang berasal dari limbah rumah tangga atau industri. Kurangnya sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan tumpukan sampah di sungai, juga turut membuat lingkungan air sungai tercemar.

Salah satu sungai yang menjadi andalan warga Ibukota Jakarta adalah Sungai Ciliwung. Sayangnya sungai yang mengalir dari hulu di Bogor ini sudah tercemar.

“Agar warga menjadi lebih sehat di setiap lokasi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), sehingga memiliki fasilitas MCK,” kata Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Peni Susanti, kepada wartawan baru-baru ini.

Peni menambahkan, sungai Ciliwung telah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Sayangnya, Sungai Ciliwung yang diharapkan mampu menjadi salah satu simbol dan etalase kota Jakarta telah tercemar oleh sampah, baik plastik, domestik rumah tangga, dan juga biomassa.

Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) menjadi inisiator program pengolahan sampah sungai menjadi energi dalam bentuk briket/pelet yang disebut Tempat Olahan Sampah Sungai Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB). Briket atau Pelet tersebut bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah bahkan LPG, baik untuk keperluan warung hingga industri yang menggunakan boiler seperti pabrik tekstil, pupuk, dan pembangkit listrik.

Secara khusus, program ini dirancang untuk mengolah sampah sungai menjadi listrik dan diperuntukkan bagi masyarakat, di sepanjang aliran Sungai Ciliwung dengan produk akhirnya adalah syntetic gas (syngas), yang mampu menjadi substitusi bahan bakar untuk genset/diesel. Listrik yang dihasilkan dari unit instalasi TOSS-GCB ini, nantinya akan digunakan mengoperasikan mesin pompa dan penjernihan air Sungai, sehingga layak untuk kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Sasaran utama dari program ini adalah upaya meningkatkan kualitas air sungai dan mengembalikan fungsi sungai sebagai bahan baku air bersih.

TOSS-GCB adalah konsep pengolahan sampah (rumah tangga dan biomassa) berbasis komunitas/masyarakat yang digagas oleh Supriadi Legino dengan menggunakan teknologi peuyeumisasi (Biodrying), hasil karya inovasi Sonny Djatnika Sundadjaja. Proses TOSS-GCB dimulai dengan memasukkan sampah kedalam box bambu berukuran 2×1,25 x1,25 m3 (setara dengan 1 ton sampah) tanpa perlu pemilahan yang merepotkan.

Sampah dalam bambu tersebut kemudian disiram dengan biokativator yang akan membuat sampah menyusut hingga 50 persen dan mengering dengan tingkat moisture dibawah 20 persen dalam waktu 7 hari. Selanjutnya sampah yang telah melalui proses peuyeumisasi tersebut siap untuk dijadikan bahan baku energi berupa briket/pelet dengan nilai kalori setara dengan batu bara. Supriadi menekankan bahwa hasilnya mampu menjadi substitusi bensin pada genset atau solar pada mesin disel, dan listriknya bisa untuk menjernihkan air untuk keperluan MCK dan kebutuhan lain berbasis listrik.

Kesadaran memelihara lingkungan dan sungai, juga harus dipatuhi oleh para perusahaan. Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana menilai, upaya pengelolaan sampah memang harus dilakukan secara bergotong royong oleh semua elemen masyarakat.

“Penting menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Ciliwung yang memiliki fungsi penting bagi Jakarta. Tentunya lingkungan yang sehat dimulai dari menjaga kebersihan sungai. Jika ada sampah yang terkumpul, dapat diolah menjadi hal-hal yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Sekaligus akan mengurangi sampah-sampah tersebut mengalir ke laut,” tandasnya.


Terobosan Cara Mengolah Sampah Sungai Demi Sehatkan Lingkungan