Sultan HB X Bilang Covid-19 Sulit Hilang jika Masyarakat Anggap Enteng

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sultan HB X Bilang Covid-19 Sulit Hilang jika Masyarakat Anggap Enteng


JawaPos.com–Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebutkan, penularan Covid-19 sulit dikendalikan apabila masyarakat menganggap enteng dan tidak kooperatif mendukung kebijakan pemerintah.

”Karena ini semua tergantung dari kita sendiri. Kami bisanya hanya mengambil kebijakan, berbuat sesuatu mengkonsolidasikan kesehatan masyarakat. Kalau masyarakat menganggap enteng, ya kita juga kesulitan menindaklanjuti penularan Covid-19,” kata Sri Sultan seperti dilansir dari Antara.

Raja Keraton Jogjakarta itu kembali meminta masyarakat menjadi subjek yang turut meminimalisir penyebaran Covid-19 di Jogjakarta. Hal tersebut disampaikan mengingat tingginya penambahan kasus positif Covid-19 di Jogjakarta selama sepekan terakhir.

Penambahan kasus positif di Jogjakarta mengalami puncaknya pada Minggu (20/6). Yakni sebesar 665 kasus. Angka itu merupakan angka tertinggi penambahan kasus selama pandemi Covid-19 terjadi di Jogjakarta.

Di samping itu, RT yang berada di zonasi merah mencapai 19 RT dan yang berada di zonasi oranye mencapai 61 RT. Penambahan kasus itu turut berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) baik isolasi maupun ICU di RS Rujukan Covid-19.

”Jadi, sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan. BOR itu 75 persen. Tapi kondisi bisa berubah. Setelah perkembangan kita ada di angka 65,44 persen,” ujar Sultan.

Dia mengatakan kondisi jumlah tempat tidur, yang tadinya 941, saat ini telah bertambah menjadi 1.224 unit. ”Sudah tambah 30 persen bed yang ada khusus untuk Covid. Khususnya di RSUP Sardjito dan Hardjolukito. Ada satu yang belum aktif, sekarang kita aktifkan,” kata Sri Sultan.

Dia kembali menekankan kepada warga Jogjakarta agar melaksanakan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 15/INSTR/2021 tentang Perpanjangan PPKM Berbasis Mikro yang dikeluarkan pada 15 Juni 2021 dengan semakin memperketat mobilitas.

”Semakin mengetati mobilitas masyarakat di setiap kelurahan, masyarakat sadar untuk menjaga dirinya sendiri dan itu otomatis akan bermanfaat bagi orang lain. Tanpa kesadaran seperti itu, kita tidak akan bisa menurunkan, ya fluktuatif begini terus,” ujar Sri Sultan.

Dia menambahkan, kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 tak hanya terjadi di Jogjakarta, melainkan juga di provinsi-provinsi lain di Indonesia. ”Sebagian besar naik, kira-kira 30 provinsi yang naik. Semuanya naik. Bagaimana kita mencoba masing-masing daerah memperketat kondisi yang ada,” tutur Sri Sultan.

Sri Sultan juga mengatakan, nanti per 22 Juni, pemerintah pusat akan mengeluarkan peraturan atau kebijakan baru guna menekan laju penambahan kasus positif di 30 provinsi tersebut.

”Mungkin 22 Juni ada kebijakan tambahan atau lain tapi saya belum tahu perubahan itu apa dan bagaimana. Tapi saya kira, peraturan itu tetap dalam keseimbangan antara ekonomi dengan pembatasan yang ada. Saya kira larinya ke sana, tapi bentuknya seperti apa belum tahu,” kata Sri Sultan.

Sebelumnya, Gubernur Jogjakarta mewacanakan menerapkan lockdown total apabila PPKM mikro yang kembali diperpanjang hingga 28 Juni kembali gagal menekan lonjakan kasus.


Sultan HB X Bilang Covid-19 Sulit Hilang jika Masyarakat Anggap Enteng