Soal Vaksin Gotong Royong, Dokter Tirta: Setuju, Tapi Harus Cepat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Soal Vaksin Gotong Royong, Dokter Tirta: Setuju, Tapi Harus Cepat


JawaPos.com – Pemerintah terus menggenjot vaksinasi untuk mencapai herd immunity dari Covid-19. Selain rumah sakit, perusahaan swasta hingga farmasi ikut mefasilitasi vaksinasi. Dunia usaha juga berminat dan antusias untuk melaksanakan vaksinasi gotong royong.

Hingga akhir Maret 2021, Kamar Daging dan Industri (KADIN) telah mencatat lebih dari 17.387 perusahaan pendaftar dengan 8.665.363 orang karyawan yang ikut program vaksinasi gotong royong.
Menanggapi hal tersebut, Tirta Mandira Hudhi, dokter umum yang menjadi relawan memerangi Covid-19, juga setuju dengan vaksinasi gotong royong untuk membantu percepatan vaksinasi.

“Yang penting juga dipastikan vaksinnya bisa diperoleh dengan cepat. Sebab yang ingin mendapatkan vaksin bukan Indonesia saja, tetapi banyak negara,” kata dr. Tirta secara virtual baru-baru ini.

Menurut Tirta, vaksinasi penting namun perlu dibarengi juga dengan langkah lain. Masyarakat terus diminta untuk menjaga protokol kesehatan. “Selain dengan Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, pemerintah sebaiknya juga mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),” kata dia.

Langkah edukasi pencegahan Covid-19 juga digiatkan dengan penanganan penyakit lain yang juga mendesak, seperti tuberkulosis dan stunting. “Kita harus melakukan hidup sehat dengan patuh pada protokol kesehatan,” tegasnya.

Ia mengambil contoh Australia, yang memiliki kasus Covid-19 jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Padahal belum banyak warganya yang divaksin. “Mereka disiplin dengan protokol kesehatan,” tambahnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam menyambut baik vaksin tersebut. Menurutnya langkah tersebut dapat mempercepat vaksinasi Covid-19. Dengan demikian beban pemerintah untuk memvaksinasi 181,5 juta warga menjadi berkurang.

“Tapi tetap diingatkan bahwa vaksinasi gotong royong tetap harus dipisahkan dengan vaksinasi dari pemerintah,” katanya.

Vaksin itu tetap harus mendapat ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lewat pemberian izin penggunaan darurat (EUA). Ia menegaskan upaya percepatan vaksinasinya memang tak boleh kendur. Sebab belum semua sasaran sudah divaksinasi.

Sejauh ini, menurut laman covid19.go.id, per 31 Maret 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 8.095.717 orang, sedangkan yang sudah menjalani dosis kedua atau dosis lengkap berjumlah 3.709.597 orang. Jika ditotal, jumlah orang yang sudah divaksin sudah menembus angka 11.805.314 orang.

Angka tersebut, menurut laman covid19.go.id, menempatkan Indonesia di posisi 4 sebagai negara non produsen vaksin yang sudah memvaksinasi warganya. Posisi tersebut di bawah Jerman, Turki, dan Brazil, serta di atas Israel dan Prancis.

Di samping itu, pemerintah kini sudah mampu memvaksinasi sekitar 500 ribu orang per hari. Artinya jumlah harian orang yang divaksin terus meningkat, seiring persediaan dan distribusi vaksin yang lancar. Tinggal 500 ribu orang lagi, Indonesia akan memenuhi target vaksinasi 1 juta orang per hari, seperti yang diharapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Di luar percepatan vaksinasi, pemerintah terus meningkatkan angka pelacakan dengan antigen. Misalnya, per 31 Maret 2021 data dari covid19.go.id menunjukkan jumlah total orang yang diperiksa dengan polymerase chain reaction dan antigen swab berjumlah 8.490.864 orang, naik 45.714 orang dibandingkan sehari sebelumnya.


Soal Vaksin Gotong Royong, Dokter Tirta: Setuju, Tapi Harus Cepat