Samarinda Kini Jadi Episentrum Baru Covid-19 di Kaltim

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Samarinda Kini Jadi Episentrum Baru Covid-19 di Kaltim


JawaPos.com – Pengakuan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang positif Covid-19 membuat berbagai pihak mulai melakukan langkah antisipasi. Kejadian ini juga membuka mata publik terkait risiko kebijakan relaksasi tahap ketiga di Samarinda. Apalagi, muncul klaster baru di Samarinda yang merupakan instansi-instansi pemerintah.

Anomali tersebut membuat pemerintah pusat menetapkan Kota Samarinda sebagai daerah dengan kategori sedang karena ada transmisi lokal penyebaran virus korona. Dalam keterangan persnya, kemarin (16/7), Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak mengatakan terdapat penambahan 24 pasien positif di Kaltim.

“Sehingga sudah ada 780 orang yang dinyatakan positif di Kaltim,” terang Andi.

Dari 24 orang tersebut, 10 orang berasal dari Samarinda. Dari sepuluh orang tersebut ada Wakil Gubernur Hadi Mulyadi dan istrinya yang juga merupakan orang tanpa gejala (OTG). Keduanya kini menjalani isolasi mandiri. Positifnya istri wakil gubernur diakui oleh Hadi Mulyadi.

“Ya, tapi sehat-sehat juga seperti saya. Karena yang bersangkutan tidak ke mana-mana juga,” ucapnya dalam pesan singkat. Sementara itu, Kepala Biro Humas Pemprov Kaltim Syafranuddin mengatakan, saat ini, wagub dan istrinya menjalani isolasi. Sedianya, istri wagub hendak operasi, namun ketika menjalani tes Covid-19, ternyata hasilnya positif. “Ya sehingga batal menjalani operasi, kemarin itu,” kata lelaki yang akrab disapa Ivan itu.

Sebelumnya, Ivan menegaskan, wakil gubernur tidak memiliki agenda keluar daerah. Namun, dia mengakui bahwa wagub menerima banyak tamu setelah Kota Samarinda memasuki masa relaksasi pandemi. Meskipun telah menerapkan protokol kesehatan, tetapi ada tamu yang mungkin tidak sadar membuka maskernya saat berbincang dengan Hadi Mulyadi.

Menindaklanjuti peristiwa yang menimpa wagub, kemarin puluhan anggota DPRD Kaltim yang notabene, Selasa (14/7), melakukan rapat dengan Hadi, pun melakukan rapid test. Pihak DPRD Kaltim telah mengarahkan tes cepat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Rapid test ini berlanjut hingga hari ini (17/7).

“Saya belum dapat data jumlahnya. Yang jelas kami siapkan 75 pemeriksaan. Hari ini belum semua selesai. Jadi lanjut besok. Untuk yang sudah selesai hari ini, semua hasilnya non-reaktif,” jelas Direktur RSUD AWS David Masjhoer.

Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK juga menyatakan belum mendapat hasil keseluruhan. “Kita tunggu lah, semoga sehat semua. Belum ada informasi yang reaktif,” kata Makmur. Sementara itu, kekhawatiran Samarinda menjadi episentrum penyebaran Covid-19 mulai muncul. Jika sebelumnya Balikpapan selalu menjadi kota dengan jumlah pasien yang dirawat tertinggi, kali ini Samarinda yang menjadi pemegang peringkat pertama.

Saat ini, Balikpapan merawat 57 orang sedangkan Samarinda merawat 65 orang pasien positif. Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda Ismed Kusasih mengatakan, Samarinda kini masuk pada fase akselerasi ke puncak epidemiologi. Diprediksi, jumlah kasus konfirmasi positif masih akan terus bertambah dan jumlah klaster akan makin bervariasi dan bertambah.

“Beberapa klaster menunjukkan potensi keterkaitan dengan antara klaster satu dan lainnya, dan kasus kematian dengan Covid-19 diprediksi juga akan mengalami peningkatan. Klaster ini akan terus berkembang seiring dengan kontak tracing yang dilakukan,” jelasnya. Ismed melanjutkan, selama satu pekan sejak mulainya gelombang epidemik kedua, diestimasi bahwa puncak epidemiologi gelombang kedua ini akan lebih tinggi dibandingkan puncak epidemiologi gelombang pertama.

Saat ini, terang dia, ada tujuh klaster penularan virus corona di Samarinda. Pertama, Klaster RSUD IA Moeis yang membuat 20 orang positif. Sementara dari instansi pemerintah; terdapat Klaster BNN Kaltim dengan 3 orang positif, Klaster Korem 091 sebanyak 5 orang, dan klaster KT 2 ada dua orang. Kemudian klaster BUMN PT LEN 5 orang, Klaster Perjalanan Banjarmasin 3 orang, dan klaster SMD 71 ada 5 orang.

Atas kondisi ini, Diskes Samarinda pun memberikan rekomendasi. Di antaranya, organisasi perangkat daerah (OPD) yang selain pelayanan publik bisa bekerja dari rumah, menunda kegiatan UKM di puskesmas dan melakukan imunisasi di lapangan terbuka. Juga mengimbau instansi tak membuat kerumunan atau perjalanan keluar daerah. Harus tetap patuh dan disiplin dengan protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Saksikan video menarik berikut ini:


Samarinda Kini Jadi Episentrum Baru Covid-19 di Kaltim