Efek Pandemi, Kenaikan Penjualan Sepeda di Surabaya 2-5 Kali Lipat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Efek Pandemi, Kenaikan Penjualan Sepeda di Surabaya 2-5 Kali Lipat


JawaPos.com – Beberapa waktu belakangan, Surabaya kian diramaikan dengan aktivitas bersepeda. Di masa transisi new normal, beberapa kawasan perkotaan jadi lokasi rekreasional bagi penikmat sepeda. Salah satunya, Ivan Prasta Sanjaya. Pria 24 tahun tersebut mulai rutin bersepeda tiga bulan terakhir. ”Awalnya cuma sama adik di sekitar perumahan. Lalu, diajak teman. Akhirnya, malah rutin 3‒4 kali tiap minggu,” katanya.

Ivan sebenarnya sudah lama memiliki sepeda jenis mountain bike atau MTB. Sejak mulai rutin gowes, Ivan meng-upgrade sepedanya agar lebih pas dengan kondisi jalanan saat ini. ”Jadi perbaiki saja bagian roda biar pas sama jalan raya,” ungkapnya.

Fenomena tersebut diakui oleh Arya Padma, head store Sepeda Kita. Berdasar catatannya, fenomena bersepeda di Surabaya berhasil menaikkan penjualan 2‒5 kali lipat. ”Road bike yang biasanya terjual satu per hari, sekarang bisa dua per hari. Sepeda lipat per hari malah bisa laku lima,” jelasnya.

Arya mengatakan, ada beberapa jenis pesepeda pemula saat ini. Kebanyakan anak muda mementingkan performa. Karena itu, mereka lebih sering memilih jenis road bike yang lajunya lebih cepat. Sepeda lipat biasanya lebih diminati mereka yang berumur atau sekeluarga. ”Bapak-bapak dan ibu-ibu. Belanja bareng keluarga, biasanya begitu,” katanya. Sepeda jenis itu dipilih untuk tujuan berolahraga santai sambil jalan-jalan. Penyimpanannya juga cukup mudah sehingga tak perlu membeli aksesori tambahan.

Kenaikan pembelian sepeda baru bukan satu-satunya rezeki lapak sepeda. Arya mengungkapkan, juga banyak pemilik sepeda lawas yang datang untuk servis. ”Yang sudah mempunyai sepeda meng-upgrade yang ada daripada beli baru,” tuturnya. Hal tersebut jadi tantangan tersendiri. Sebab, jika sepeda yang datang bermodel terlalu lawas, pihaknya kesulitan mencari spare parts yang pas dan terpaksa menolak servis.

Hal serupa dirasakan Yustian Nimara, owner Gaya Sepeda Indonesia. Pihaknya bisa dikunjungi 10‒15 orang yang ingin memperbaiki sepeda. ”Karena ingin menjaga kualitas, jadi dibatasi hanya lima sepeda tiap hari. Otomatis nolak juga,” ucapnya.

Servis yang dilakukan bisa berupa perbaikan sederhana. Antara lain, pemberian pelumas pada gir yang kering atau penyetelan gir agar lebih presisi. Kenaikan penjualan juga dirasakan Yustian. Menurut dia, kenaikan sudah mulai terasa pada April, tetapi belum terlalu signifikan. ”Begitu masuk Mei, naik sampai tiga kali lipat. Pada Juni, naik lagi 4‒5 kali lipat,” ungkapnya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Efek Pandemi, Kenaikan Penjualan Sepeda di Surabaya 2-5 Kali Lipat