Usaha Kuliner Mulai Bangkit Lagi di Era New Normal

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Usaha Kuliner Mulai Bangkit Lagi di Era New Normal


JawaPos.com – Pandemi virus Korona menciptakan tantangan bisnis tersendiri bagi pengusaha kuliner. Selama ini, pandemi membuat masyarakat berbulan-bulan harus berada di rumah saja agar mencegah penularan. Namun di saat pemerintah mulai melakukan kebijakan New Normal, para pelaku bisnis kuliner mulai kembali bergeliat.

Tak hanya bisnis kuliner modern dengan grup besar, tetapi angin segar juga dirasakan pelaku bisnis konvensional atau rumahan. Beberapa usaha kuliner memang mengalami banyak penurunan pembelian selama masa PSBB. Tapi kini, usaha mereka kembali bangkit. Meski begitu, sejumlah resto juga masih memilih untuk tutup, atau belum mengizinkan makan di tempat. Sebagian yang lain sudah beroperasi dan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami belum berencana membuka Ms. Jackson hingga sebulan ke depan. Bahkan setelah memasuki masa transisi, keputusan untuk tetap menutup usaha masih tetap dijalankan. Kami belum berencana membuka hingga sebulan ke depan. Kami sadar, usaha kuliner konvensional paling merasakan dampak ekonomi dari pandemi ini. Era normal baru ini menjadi momentum yang tepat bagi kami untuk membangkitkan semangat tersebut dengan melakukan gebrakan bisnis baru,” jelas CEO dari Broadway Group Jakarta, Vinnie Kinetica Rumbayan, kepada wartawan baru-baru ini.

Menurutnya, seharusnya, dengan kebijakan PSBB transisi yang pemerintah terapkan, mampu memulihkan bisnis kuliner yang sempat terpuruk akibat penerapan PSBB beberapa bulan belakangan. Namun, menurut Vinnie justru sebaliknya, tantangan bagi bisnis kuliner akan semakin besar. Berdasarkan data survei dari Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), industri makanan-minuman penjualannya diperkirakan akan turun 20-40 persen.

Prediksi penurunan pertumbuhan bisnis kuliner ini juga sejalan dengan imbauan pemerintah bagi industri restoran untuk mengurangi kapasitas sebanyak 50 persen pengunjung, dari waktu sebelum masa pandemi Covid-19. Maka bisnis ekonomi digital dianggap lebih praktis dan efisien dalam menyambut new normal.

“Sekarang adalah saatnya kami, mengevaluasi dan mengolah kembali strategi bisnis kami untuk ke depannya. Sebagai pengusaha millennial, salah satu kelebihan kami adalah ketangkasan dan keberanian untuk beradaptasi dengan segala kondisi,” kata Vinnie Kinetica.

Kuliner Konvensional Makin Laris

Salah satu gerai kuliner konvensional Warung Sate Bu Eti Jalan Poltangan Raya, Pasar Minggu, misalnya. Mereka bersyukur era New Normal bisa membuat pedagang kuliner konvensional bisa mulai bangkit lagi. Meski begitu memang, pesanan untuk area perkantoran masih minim.

“New Normal penjualan sudah mulai ramai untuk di daerah perumahan atau pemukiman ya. Tapi kalo perkantoran yang pesan masih parah ya, belum banyak,” kata pemilik warung, Lediana.

ILUSTRASI: Sate kambing. (Dok JawaPos.com)

Penurunan permintaan dari perkantoran bisa anjlok lebih dari separuh sebelum masa pandemi. Namun dia masih bersyukur, sebab kini di era new normal, pengunjung sudah diperbolehkan makan di tempat.

“Sekarang orang kantor banyak yang bawa makan sendiri, dan banyak yang diakomodir katering dari HRD. Mereka enggak keluar kantor. Jadi biasanya bisa 50 porsi, sekarang cuma 5 porsi. Tapi kalau rumahan sudah lumayan, bisa 40 porsi. Makan di tempat juga sudah mulai banyak. Semoga New Normal bisa membuat kami tetap bertahan,” tutupnya.


Usaha Kuliner Mulai Bangkit Lagi di Era New Normal