Separo Lebih Wilayah Kota Bandung Nol Kasus Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Separo Lebih Wilayah Kota Bandung Nol Kasus Covid-19


JawaPos.com–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan, separo lebih wilayah Kota Bandung nihil kasus Covid-19 saat masuk ke masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan, saat ini, 99 dari 151 kelurahan di Kota Bandung telah terbebas dari Covid-19. Tinggal menyisakan 52 kelurahan yang masih terdapat konfirmasi aktif Covid-19.

”Artinya, terkendali. Jadi kita bisa mengatakan bahwa kondisi Covid-19 di Kota Bandung terkendali,” kata Rosye seperti dilansir dari Antara di Balai Kota Bandung, Jawa Barat.

Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi indikator penting Kota Bandung masuk level 2. Yakni konfirmasi aktif yang menurun, konfirmasi sembuh terus meningkat, pelaksanaan vaksinasi, juga bed occupancy rate (BOR) hingga positivity rate.

”Per 18 Oktober, kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung mencapai 93 kasus. Kondisi saat ini jauh lebih baik, juga keluar Inmendagri bahwa Kota Bandung masuk level 2,” ujar Rosye.

Meski begitu, masyarakat tak boleh euphoria. Sebab ada ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terjadi pada akhir 2021.

Guna mengantisipasi hal itu, pihaknya pun telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Rosye mengatakan, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak melonjak.

”Pertama yaitu dengan tetap mempertahankan pola hidup yang berubah yaitu tetap menjalankan 5M,” terang Rosye.

Dia menjelaskan, 5M memiliki arti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

Kedua, Dinkes juga secara masif melakukan 3T atau testing, tracing, dan treatment, untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk melakukan surveilans lain di seperti di sekolah. ”Juga di puskesmas semua kasus ISPA. Artinya, yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan cepat antigen maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan. Itu dilaksanakan di puskesmas,” tutur Rosye.

Untuk itu, pihaknya akan tetap melakukan penanganan secara merata untuk memastikan tidak adanya lonjakan kasus. ”Tapi kalau ada kasus di kelurahan, kita akan lebih gencar melacak dan mencari tahu penyebabnya,” ucap Rosye.

Selain itu, di sejumlah titik kedatangan WNI atau wisatawan dari luar negeri, dilakukan pengetesan dan menjalani karantina. Dalam proses itu, lanjut Rosye, pihaknya menerapkan penyelidikan epidemiologi dengan sistem Whole Genom Sequencing (WGS) untuk meneliti kemungkinan adanya varian baru Covid-19.

”Penyelidikan WGS ini juga bukan hanya berlaku bagi kedatangan dari luar negeri, tetapi juga kasus-kasus Covid-19 di tengah masyarakat. Contohnya, ketika ada sembilan orang (positif), dan sembilan orang itu di tempat sama, kita juga lakukan WGS, kita kirim ke laboratorium sampelnya,” papar Rosye.


Separo Lebih Wilayah Kota Bandung Nol Kasus Covid-19