BNPB Masih Kumpulkan Data Pemicu Banjir Bandang Luwu Utara

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

BNPB Masih Kumpulkan Data Pemicu Banjir Bandang Luwu Utara


JawaPos.com–Korban jiwa dampak banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan pada Senin (13/7) malam, dilaporkan kembali bertambah dua orang. Dengan demikian data sementara korban meninggal dunia berjumlah 21 orang.

”Data yang masuk sampai saat ini korban jiwa sudah 21 orang. Rabu (15/7) ditemukan lima jenazah,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar Mustari seperti dilansir dari Antara.

Kelima jenazah tersebut ditemukan di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara. Tim SAR gabungan menemukan jasad dipenuhi lumpur saat dievakuasi. Dari data korban orang tersebut, lima di antaranya belum teridentifikasi, 16 orang sudah teridentifikasi. Jenazahnya sudah dibawa ke  RSUD Andi Djemma dan RS Hikmah.

”Korban yang mengalami luka-luka sebanyak 10 orang, saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Andi Djemma, Masamba, Luwu Utara,” ujar Mustari.

Rencananya, pencarian dilaksanakan kembali pada Kamis (16/7) dengan melibatkan personel dari unsur SAR gabungan berbagai organ untuk menyisir lokasi bencana. Sedangkan status data korban sementara, pada operasi Search and Rescue (SAR) bencana alam banjir bandang di Luwu Utara, berjumlah 1.565 orang dengan rincian selamat 1.542 orang, meninggal dunia 21 orang dan dalam pencarian dua orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mengumpulkan data-data lapangan untuk menganalisa pemicu banjir bandang di enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. ”BNPB masih kumpulkan data-data di lapangan, apa pemicu banjir bandang di Masamba dan sekitarnya di Luwu Utara, Sulsel,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan persnya.

BPBD Kabupaten Luwu Utara, kata dia, melansir bahwa salah satu pemicu banjir adalah hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang, dan Sungai Rada meluap, sehingga terjadi banjir bandang. Mengenai penanganan bencana di tengah pandemi Covid-19, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah dengan kategori risiko rendah atau berada pada zona kuning.

Dampak bencana teridentifikasi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. Berdasarkan laporan BPBD setempat Rabu (15/7) sore, setelah banjir sebanyak 156 KK (655 jiwa) mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak. Sedangkan kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 meter, jembatan antardesa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 m.

BPBD Kabupaten Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas, dan operasional pos komando. Di samping itu, alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba dan 6 unit di Kecamatan Baebunta.

PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik sejak Rabu (15/7) pagi. Selain itu, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Personel di lapangan harus memutar sejauh 10 km mengakses lokasi terdampak.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 


BNPB Masih Kumpulkan Data Pemicu Banjir Bandang Luwu Utara